Indikasi kesuksesan seorang mukmin
atau muslim berdasarkan al-Qur’an ialah dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
surga, sebagaimana tercantum dalam QS Ali-Imran 185, “Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan”.
Kesuksesan yang hakikat tidak ada
hubungannya dengan tingkatan rizki seseorang di dunia, seorang yang sukses bisa
saja di dunianya fakir namun bisa juga konglomerat. Para nabi yang diutus Alloh
yang sudah dijamin sukses oleh Alloh memiliki tingkatan rizki yang
berbeda-beda. Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu, nabi Ayub adalah seorang
yang sakit, nabi Sulaiman adalah seorang raja dengan singgasana agung, dan nabi
Muhammad tidak mewariskan material sedikitpun ke anak-anaknya.
Ada 10 sifat yang harus dimiliki
agar kita menjadi seorang mukmin yang sukses secara hakikat, yaitu sebagai
berikut:
Satu, Memiliki Saliimun Aqidah
(Aqidah yang selamat, sehat dan tidak berpenyakit)
Seorang mukmin haruslah memiliki
tauhid yang bersih dari debu syirik, sebagaimana tertera dalam QS Al-An’am 82,
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan
kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”
Hidupnya murni dibawah naungan
Lailahaillah, tidak memposisikan harta, jabatan dan material lain sebagai
illah. Saat seseorang tidak memposisikan uang sebagai illah, maka proses
mencari dan membelanjakannya akan sesuai dengan ridha Alloh. Begitupun saat
jabatan bukan sebagai ilah, maka akan terhindar dari sifat firaun, yang sombong
dengan kekuasaannya dan menganggap diri sebagai tuhan. Yang kita tuhankan
hanyalah Alloh. Di atas prinsipnyalah kita hidup, mati, dan dikembalikan
kembali. Seandainya sikap ini sudah kita miliki maka ia akan menggerakkan
spirit untuk melakukan ibadah yang berkualitas dan kita akan menikmati lezatnya
iman dan ibadah.
Dua, Shohehul Ibadah (Ibadah yang
Benar)
Seorang mukmin haruslah melaksanakan
ibadah yang shoheh atau benar, tidak tercampur dengan bid’ah. Syarat, rukun dan
sikap saat beribadah dilakukan dengan benar sesuai tuntunan al-Qur’an dan
Hadits. Misalkan dalam ibadah sholat, janganlah hanya sebatas formalitas fisik
belaka tanpa ada keterkaitan dengan hati.Nabi pernah mengatakan, “Akan datang
suatu zaman, mereka melaksanakan sholat namun hakikatnya tidak melaksanakan
sholat”.
Islam sebagai addin menganut sistem
ibadah yang integral yang harus dilakukan oleh pengikutnya, meliputi ibadah
yang hubungannya kepada Alloh dan yang ke manusia.
Tiga, Akhlaqul Karimah (Akhlaq yang
Mulia)
Mulianya akhlaq kita haruslah
seperti akhlaq rosul yang agung. Akhlak yang baik adalah keseluruhan sikap dan
perbuatan yang berkesusaian dengan kemauan sang pencipta. Saat seorang sahabat
bertanya ke Aisyah tentang akhlaq rosul, Aisyah menjawab bahwa akhlaq rosul itu
adalah al-Qur’an.
Empat, Fisik yang Kuat
Hak-hak jasad haruslah kita
perhatikan, karena dengan badan yang sehat dan kuat kita akan merasakan
kenikmatan beribadah dibandingkan kondisi sakit.
Lima, Wawasan yang Luas
Biasakanlah membaca al-quran dan
hadits dan mengkaji maknanya agar menambah wawasan dan pengetahuan keislaman
kita. Para shahabat selalu bertanya kepada rosul agar mendapatkan bimbingan
ilmu islam. Bersyukurlah, seandainya kita memiliki pemahaman yang baik tentang
islam, karena itu pertanda Alloh sayang kepada kita.
Enam, Kemampuan untuk mencukupi
dirinya sendiri (produktif)
Mampu bekerja untuk memenuhi
kebutuhan diri dan keluarga.
Tujuh, Serius untuk Meningkatkan
Dirinya
Bersungguh-sungguh beribadah dan
menta’ati Alloh dan rosulnya. Tanpa keseriusan tidaklah mungkin mendapatkan
kesempurnaan dalam berislam. Islam hanya bisa dipikul oleh orang yang memiliki
sifat serius.
Delapan, Memelihara Waktunya
Waktu yang dimiliki haruslah
digunakan seefektif mungkin tidak hilang begitu saja. Waktu merupakan bagian
dari kehidupan yang tidak bisa balik lagi. Waktu seorang mukmin haruslah banyak
diisi dengan dzikrullah yang integral, meliputi hati, lisan, dan perbuatan.
Sembilan, Tertata Hidupnya
Rapi dan tertib dalam mengelola
waktu dan aktivitas
Sepuluh, Bermanfaat bagi Orang Lain
Keberadaannya dimanapun dan kapanpun ia berada
mampu memberikan manfaat kepada orang dan lingkungan sekitarnya. Misalnya
sharing ilmu pengetahuan, mengajak teman atau tetangga ke mesjid, dan lain
sebagainya. Semoga menambah wawasan kita semua
0 comments:
Post a Comment